NPM :13112675
Kelas : 1 KA 16
M.K : Ilmu Sosial Dasar
Pengertian Kebudayaan – Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia .
(7 Unsur Kebudayaan)
Berdasarkan sejarah kebudayaan, Redfield berpendapat bahwa bentuk
kebudayaan dapat dibagi dua yaitu:
- Kebudayaan rendah, kebudayaan rendah bukan yang terjadi sehari-hari,
tetapi bisa juga dikatakan sebagai kebudayaan tinggi. Namun cakupannya tidak
seluas kebudayaan tinggi.
- Kebudayaan tinggi, sering dikatakan sebagai peradaban. Contoh dari
kebudayaan tinggi yaitu peradaban Lembah Sungai Nil dan peradaban Mesopotamia .
Koentjaraningrat menyimulkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan yaitu:
1. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan
kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat
menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat,
dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan
fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi,
berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah
kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contohnya adalah ketika kita belajar kebudayaan Minangkabau, kita
mengenal Bahasa Minang sebagai alat komunikasi. Bahasa Minang sebagai bahasa
‘kebudayaan’ penanda masyarakat Minangkabau yang sekaligus memnuat pikiran,
ide, gagasan, dan atau apa saja muatan kebudayaannya sehingga dapat bertahan
dan berkembang.
2. Sistem pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan
dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau
percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Yang dimaksudkan system pengetahuan dalam suatu unsur kebudayaan adalah,
system pengetahuan yang menjadi cirri dari kelompok masyarakat tertentu,
contohnya adalah system pengetahuan suku maya yang menjadi dikatakan tempat
berkembangnya ilmu pengetahuan moderen saat ini.
3. Organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri
atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok
kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga
mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas,
keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk
oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Contohnya ketika kita mempelajari kebudayaan Jawa, tentu saja masyarakat
Jawa mempunyai organisasi sosial. Organisai sosial masyarakat Jawa yang mapan
menjadikan perekat tatanan sosial yang bagus. Kita mengenal masyarakat Jawa
yang tingkat kebudyaannya tinggi. Kita tidak membahasnya lebih dalam.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara
manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa
keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang
hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi
tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
Contohnya bila kita tertarik pada kebudayaan Banjar, dalam mendayung
kebudayaannya, masyarakat Banjar memiliki sistem peralatan hidup dan tehnologi.
Masyarakat Banjar sebagai pendukung culture river mempunyai peralatan dan
tehnologi khas yang susah ditandingi masyarakat Nusantara.
5. Sistem mata pencaharian hidup
Di kota-kota besar seperti di Jakarta
mungkin system mata pencaharian hidup sudah tidak termaksud unsure kebudayaan
karena sudah terlalu banyak mata pencaharian yang ada, tetapi didaerah-daerah
tertentu system mata pencaharian hitup masih menjadi unsure kebudayaan seperti
di salah satu bagian NTT, Larantuka hamper semua masyarakatnya memiliki sistem
mata pencaharian sebagai nelayan.
6. Sistem religi
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin
religare, yang berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang
penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion
(Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
… sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul
bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal
yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan
kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti “10 Firman” dalam agama
Kristen atau “5 rukun Islam” dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan
dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga
mempengaruhi kesenian.
masyarakat Bali pantas dijadikan contoh
betapa sistem relegi dan kesenian dipadu sedemikia rupa sehingga menjadi sangat
terkenal.
7. Kesenian
kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun
telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
Kesenian adalah unsur kebudayaan yang paling mencirikan kelompok
masyarakat tertentu, karena hanya terdapat di kelompok masyarakat itu saja,
seperti reok ponorogo, yaitu kesenian khas daerah Ponorogo.
15.Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:
wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas)
dan karya (artefak) manusia.